Definisi internal
control menurut COSO
Suatu proses yang
dijalankan oleh dewan direksi, manajemen, dan staff, untuk membuat
reasonable assurance mengenai:
• Efektifitas dan
efisiensi operasional
• Reliabilitas
pelaporan keuangan
• Kepatuhan atas hukum
dan peraturan yang berlaku
Dokumen COSO
menyatakan bahwa pihak-pihak yang terlibat terkait PengendalianInternal adalah
dewan komisaris, manajemen, dan pihak-pihak lainnya yangmendukung pencapaian
tujuan organisasi. Serta menyatakan bahwa tanggung jawabatas penetapan,
penjagaan, dan pengawasan sistem Pengendalian Internal adalahtanggung jawab
manajemen.
Komponen
Struktur Pengendalian Intern
Untuk mencapai suatu
pengendalian intern yang benar-benar memadai, terdapat komponen dasar
kebijakan yang dirancang dan digunakan oleh manajemen.
Komponen pengendalian
intern menurut COSO (The Committee of Sponsoring
Organizations) oleh Wing Wahyu Winarno dalam buku ”Sistem
Informasi Akuntansi” Ada lima, yaitu:
“1. Control environment atau lingkungan pengendalian
2. Control
activities atau kegiatan pengendalian
- Risk assessment atau pemahaman risiko
- Information and communication atau informasi dan komunikasi
- Monitoring
atau pemantauan”.
Menurut kutipan diatas
dapat diuraikan sebagai berikut:
- Lingkungan pengendalian
Lingkungan
pengendalian merupakan sarana dan prasarana yang ada di dalam organisasi atau
perusahaan untuk menjalankan struktur pengendalian intern yang baik. Beberapa
komponen yang mempengaruhi lingkungan pengendalian intern adalah:
- Komitmen manajemen terhadap integritas dan nilai-nilai
etika (Commitment to integrity and
ethical values).
- Filosofi yang dianut oleh manajemen dan gaya
operasional yang dipakai oleh manajemen (Manajement’s
philosophy and operating style).
- Struktur organisasi (Organizational structure).
- Komite Audit untuk Dewan Direksi (The audit
committee of the board of directors).
- Metode pembagian tugas dan tanggung jawab (Methods
of assigning authority and responsibility).
- Kebijakan dan praktik yang menyangkut sumber daya
manusia (Human resources policies and practices).
- Pengaruh dari luar (External influences).
- Kegiatan pengendalian
Kegiatan pengawasan
merupakan berbagai proses dan upaya yang dilakukan oleh manajemen perusahaan
untuk menegakkan pengawasan atau pengendalian operasi perusahaan. COSO
mengidentifikasi setidak-tidaknya ada lima hal yang dapat diterapan oleh
perusahaan, yaitu:
- Pemberian otorisasi atas transaksi dan kegiatan (Proper
authorization of transactions and activities).
- Pembagian tugas dan tanggung jawab (Segregation of
duties).
- Rancangan dan penggunaan dokumen dan catatan yang baik
(Design and use of adequate documents and records).
- Perlindungan yang cukup terhadap kekayaan dan catatan perusahaan
(Adequate safeguards of assets and records).
- Pemeriksaan independen terhadap kinerja perusahaan (Independent
checks on performance).
- Pemahaman risiko
Manajemen perusahaan
harus dapat mengidentifikasi berbagai risiko yang dihadapi oleh perusahaan.
Dengan memahami risiko, manajemen dapat mengambil tindakan pencegahan, sehingga
perusahaan dapat menghindari kerugian yang besar. Ada tiga kelompok risiko yang
dihadapi perusahaan, yaitu:
- Risiko strategis, yaitu mengerjakan sesuatu dengan cara
yang salah (misalnya: harusnya dikerjakan dengan komputer ternyata
dikerjakan secara manual).
- Risiko finansial, yaitu risiko menghadapi kerugian
keuangan. Hal ini dapat disebabkan karena uang hilang, dihambur-hamburkan,
atau dicuri.
- Risiko informasi, yaitu menghasilkan informasi yang
tidak relevan, atau informasi yang keliru, atau bahkan sistem informasinya
tidak dapat dipercaya.
4.
Informasi dan Komunikasi
Perancang sistem
informasi perusahaan dan manajemen puncak harus mengetahui hal-hal di bawah
ini:
- Bagaimana transaksi diawali
b.
Bagaimana data dicatat ke dalam formulir yang siap di-input ke sistem
komputer atau langsung dikonversi ke sistem komputer.
c.
Bagaimana file data di baca di organisasi dan diperbaharui isinya
d.
Bagaimana data diproses agar menjadi informasi dan informasi diproses
lagi menjadi informasi yang lebih berguna bagi pembuat
keputusan
e.
Bagaimana informasi yang baik dilakukan
f.
Bagaimana transaksi berhasil
4. Pemantauan
Pemantauan adalah
kegiatan untuk mengikuti jalannya sistem informasi akuntansi, sehingga apabila
ada sesuatu berjalan tidak seperti yang diharapkan, dapat diambil tindakan
segera. Berbagai bentuk pemantaun di dalam perusahaan dapat dilaksanakan dengan
salah satu atau semua proses berikut ini:
- Supervisi yang efektif (effective supervision)
yaitu manajemen yang
lebih atas mengawasi manajemen dan karyawan di bawahnya.
- Akuntansi pertanggungjawaban (responsibility
accounting)
yaitu perusahaan
menerapkan suatu system akuntansi yang dapat digunakan untuk menilai kinerja
masing-masing manajer, masing-masing departemen, dan masing-masing proses yang
dijalankan oleh perusahaan.
- Audit internal (internal auditing)
yaitu pengauditan yang
dilakukan oleh auditor di dalam perusahaan.
Dari uraian di atas
dapat disimpulkan bahwa komponen pengendalian intern terdiri dari: lingkungan
pengendalian, kegiatan pengawasan, pemahaman risiko, informasi dan komunikasi
sreta pemantauan.
2.2.3
Kegiatan Pengendalian Intern
Menurut Wing Wahyu
Winarno dalam buku ”Sistem Informasi Akuntansi” kegiatan
pengendalian intern terdiri dari:
“1 Pemberian otorisasi atas transaksi dan kegiatan
2. Pembagian tugas dan tanggung jawab
3. Perancangan dan penggunaan dokumen dan catatan yang baik
4. Perlindungan yang cukup
terhadap kekayaan dan catatan perusahaan
5. Pemeriksaan independen terhadap
kinerja perusahaan”.
Menurut kutipan diatas
dapat diuraikan sebagai berikut:
1.
Pemberian otorisasi atas transaksi dan kegiatan
Otorisasi adalah
pemberian sebagian kekuasaan manajemen kepada karyawan untuk melakukan kegiatan
dan mengambil keputusan. Hal ini perlu dilakukan karena manajemen tidak akan
mampu membuat semua keputusan dan menjalankan semua kegiatan di dalam
perusahaan.
2.
Pembagian tugas dan tanggung jawab
Tidak ada satu
karyawan atau satu bagian pun yang dapat menyelesaikan suatu transaksi tanpa
campur tangan pihak lain. Wewenang dan tanggung jawab di bagi atas tiga fungsi,
yaitu:
- Fungsi penyimpanan
- Fungsi pencatatan
- Fungsi pemberian otorisasi
3. Perancangan
dan penggunaan dokumen dan catatan yang baik
Dokumen akan disimpan
dalam waktu yang lama. Oleh karenanya, bahan yang digunakan untuk membuat
dokumen juga harus merupakan bahan yang tahan lama dan berkualitas baik.
4.
Perlindungan yang cukup terhadap kekayaan dan catatan perusahaan
Perlindungan yang
dapat dilakukan oleh perusahaan, agar tidak terjadi pencurian dan penggunaan
tanpa otorisasi, diantaranya dengan melakukan hal-hal di bawah ini:
- Pengawasan dan pembagian tugas dan tanggung jawab yang
baik
- Penyelenggaraan catatan aktiva dan penyajian informasi
yang akurat
- Pembatasan akses fisik terhadap kas dan berbagai
dokumen penting
- Penyediaan tempat penyimpanan yang baik
- Pembatasan akses ruang-ruang penting
5.
Pemeriksaan independent terhadap kinerja perusahaan
Pemeriksaan kinerja
ini dapat dilakukan dengan salah satu langkah berikut:
- Melakukan rekonsiliasi antara dua catatan yang terpisah
atau berbeda mengenai suatu rekening
- Membandingkan antara jumlah unit persediaan di gudang
dengan jumlah menurut catatan persediaan
c.
Menyelenggarakan double entry bookkeeping, yaitu metode
pencatatan yang selalu melibatkan setidak-tidaknya dua rekening
untuk mencatat satu transaksi
d.
Menjumlah berbagai hitungan dengan cara batch totals, yaitu
penjumlahan dari atas ke bawah.
Dari uraian di atas
dapat disimpulkan bahwa kegiatan pengendalian intern meliputi pemberian
otorisasi transaksi dan kegiatan, pembagian tugas dan tanggung jawab,
perancangan dan penggunaan dokumen dan catatan yang baik, perlindungan yang
cukup terhadap kekayaan dan catatan perusahaan, dan pemeriksaan independent
terhadap kinerja perusahaan.
2.2.5
Keterbatasan Pengendalian Intern
Menurut Azhar
Susanto dalam bukunya ‘Sistem Informasi Akuntansi” menyatakan bahwa
ada beberapa keterbatasan dari pengendalian intern, sehingga pengendalian
intern tidak dapat berfungsi, yaitu:
1.
Kesalahan
2. Kolusi
3.
Penyimpangan Manajemen
4. Manfaat
dan Biaya
Menurut kutipan diatas
dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Kesalahan
muncul ketika karyawan melakukan pertimbangan yang salah atau perhatiannya
selama bekerja terpisah.
2. Kolusi terjadi
ketika dua atau lebih karyawan berkonspirasi untuk melakukan
pencurian (korupsi) di tempat mereka bekerja.
3. Penyimpangan
manajemen muncul karena manajer suatu organisasi memiliki lebih banyak otoritas
dibandingkan karyawan biasa, proses pengendalian efektif pada tingkat manajemen
bawah dan tidak efektif pada tingkat atas.
4. Manfaat dan
biaya, konsep jaminan yang meyakinkan atau masuk akal mengandung arti bahwa
biaya pengendalian intern tidak melebihi manfaat yang dihasilkan.
Dari uraian di atas
dapat disimpulkan bahwa keterbatasan pengendalian intern meliputi: Kesalahan,
kolusi, penyimpangan manajemen, serta manfaat dan biaya.
2.3
Struktur Pengendalian Intern Penjualan
Struktur pengendalian
intern penjualan merupakan hal pokok untuk lebih diperhatikan oleh seorang
pimpinan perusahaan karena struktur pengendalian intern penjualan merupakan
alat untuk mengetahui apakah aktivitas penjualan yang dilakukan oleh perusahaan
sudah cukup baik atau belum, sehingga dapat diketahui besar volume penjualan
yang telah dilakukan oleh perusahaan dalam suatu periode. Struktur pengendalian
intern juga merupakan proses untuk mencapai tujuan tertentu.
Komponen struktur
pengendalian intern yang seharusnya ada dalam siklus penjualan dirancang untuk
mencapai tujuan pokok pengendalian administratif, menjaga kekayaan perusahaan,
dan menjamin ketelitian serta keandalan data akuntansi. Tujuan
pengendalian intern juga harus mencapai hal-hal yang berkaitan dengan masalah
yang dihadapi dan ditunjukkan sebagai pelaksanaan dan tindakan pengamanan
terhadap harta yang dimiliki. Adapun komponen dari struktur pengendalian intern
menurut COSO (The Committee of Sponsoring Organizations)
oleh Wing Wahyu Winarno dalam buku ”Sistem Informasi Akuntansi” Ada
lima, yaitu:
“1. Control environment atau lingkungan pengendalian
2. Control
activities atau kegiatan pengendalian
3. Risk
assessment atau pemahaman risiko
4. Information
and communication atau informasi dan komunikasi
5. Monitoring
atau pemantauan”.
Berdasarkan uraian
tersebut dapat diungkapkan bahwa apabila komponen-komponen struktur
pengendalian intern tersebut dijalankan dengan baik, maka tujuan dari suatu
perusahaan pun akan tercapai.
Aktivitas penjualan
merupakan pendapatan utama perusahaan, karenanya jika aktivitas penjualan
barang tidak dikelola dengan baik maka secara langsung akan merugikan
perusahaan. Hal ini disebabkan oleh sasaran penjualan yang diharapkan tidak
tercapai dan pendapatan perusahaan pun berkurang, maka dari itu dalam melakukan
aktivitas penjualan pengendalian intern penjualan sangatlah diperlukan.